Sejumlah anak langit memasang replika buaya sepanjang 12 meter di kali Cisadane, Tangerang, Banten. Minggu (3/4). Kegiatan tersebut merupakan simbol untuk menyadarkan warga agar tidak membuang sampah kekali dengan memasang replika buaya sebagai penjaga kali Cisadane. Banyaknya sampah yang dibuang di Sungai Cisadane Kota Tangerang Banten dipilah dan dimanfaatkan menjadi replika buaya putih yang konon dipercaya sebagai penunggu sungai yang membelah Tangerang ini. Perburuan sampah yang dilakukan sejumlah aktifis lingkungan dari Komunitas Rumah Belajar Anak Langit Tangerang, dengan menggunakan perahu. Setiap hari mereka menyusuri Sungai Cisadane untuk mendapatkan sampah plastik yang berada di tepian Sungai Cisadane. Sampah seperti botol air mineral, bungkus detergen, bungkus kopi, bungkus minyak goreng dan lain lain satu persatu dikumpulkan pada satu tempat, kemudian dibersihkan. Bukan untuk dijual barang yang tidak berguna di mata masyarakat ini kemudian direkatkan pada sebuah replika buaya putih yang kerangkanya telah dibentuk dari bambu sebeblumnya. Banyaknya sampah yang dibuang di Sungai Cisadane Kota Tangerang Banten dipilah dan dimanfaatkan menjadi replika buaya putih yang konon dipercaya sebagai penunggu sungai yang membelah Tangerang ini. Perburuan sampah yang dilakukan sejumlah aktifis lingkungan dari Komunitas Rumah Belajar Anak Langit Tangerang, dengan menggunakan perahu. Setiap hari mereka menyusuri Sungai Cisadane untuk mendapatkan sampah plastik yang berada di tepian Sungai Cisadane. Sampah seperti botol air mineral, bungkus detergen, bungkus kopi, bungkus minyak goreng dan lain lain satu persatu dikumpulkan pada satu tempat, kemudian dibersihkan. Bukan untuk dijual barang yang tidak berguna di mata masyarakat ini kemudian direkatkan pada sebuah replika buaya putih yang kerangkanya telah dibentuk dari bambu sebeblumnya. Satu persatu sampah plastik tersebut ditempelkan pada badan replika buaya dengan menggunakan stapler, dan juga lem plastic. Tidak tanggung-tanggung, pembuatan replika buaya ini memakan waktu hingga dua bulan dari proses pengumpulan bahan, penempelan hingga penyelesaian akhir. Buaya putih yang merupakan urban legend atau kepercayaan turun temurun, disebut-sebut sebagai binatang penghuni Kali Cisadane yang dulunya sering menampakkan diri pada waktu-waktu tertentu. Binatang ini pula yang kemudian diabadikan para aktifis lingkungan ini dengan membuatkannya replika sepanjang 25 meter. Abdee, salah satu aktifis Rumah Belajar Anak Langit, mengatakan,” Ide pembuatan replika ini, berawal dari keinginannya untuk membuat karya seni yang berbeda dengan karya lainnya, dan mengandung pesan moral bagi masyarakat, kebiasaan masyarakat bantaran sungai yang sering membuang sampah di kali Cisadane,” ujarnya. Berawal dari situlah Abdee yang dibantu dengan beberapa aktifis lainnya mulai mensosialisasikan pentingnya air bagi sumber kehidupan dalam sebuah bentuk karya seni. Dari sebuah karya seni ini, ia berharap masyarakat bantaran kali Cisadane tidak lagi membuang sampah rumah tangganya ke sungai. Abdee, mengatakan,” Jika kebiasaan jorok ini masih diteruskan, sama saja mereka mengotori diri mereka sendiri, pasalnya sebagian warga ini juga kebanyakan masih menggunakan air kali untuk berbagai keperluan seperti mandi, mencuci, dan keperluan rumah tangga lainnya,” tandasnya. Diharapkan dengan replika yang terbuat dari recycling sampah plastik ini dapat menyadarkan warga pinggiran kali untuk tidak lagi membuang sampahnya ke sungai Cisadane, dan air kali ini dapat tetap terjaga kelestariannya.
Komentar
Posting Komentar